Sebagai Dokter Muda saya penuh dengan idealisme. Saya mempunyai cita-cita Dokter Ahli Bedah. Selama saya orientasi di RSU Mataram, saya fokus di bagian bedah. Saya banyak melakukan operasi di bawah bimbingan Dr. Burhanudin (alm): direktur RSU Mataram, bukan ahli bedah tetapi berpengalaman dan sukses melakukan bedah. Waktu itu belum ada ahli bedah di NTB. Saya diberi ilmu membedah agar di daerah terpencil bisa melakukan bedah dalam keadaan darurat. Cita-cita Berbeda Dengan Kenyataan Dr. Yamin Hasibuan (penulis), 1975 Saya serius mempelajari kesehatan masyarakat di Dompu. Suatu kesempatan emas mempraktekkan ilmu yang diperoleh dari Fakultas Kedokteran di dalam masyarakat. Saya telah mendapat hadiah menangani wabah cholera , TBC . Ada hal yang membuat saya berpikir ekstra. Di Dompu pada waktu itu banyak kasus KUSTA. Saya mulai heran...kenapa mereka bersembunyi, pelayanannyapun terpisah dari Puskesmas yang terkenal dengan nama Balai Pengobatan Kusta. Dari sekian penya...
Penyakit paru-paru di Desa Hu-u Pada waktu itu ada satu desa (Hu-u) dengan beberapa rumah sudah kosong karena penghuninya meninggal dengan batuk-batuk yang lama. Mungkinkah TBC? Saya pergi periksa, ya ada 3 rumah yang kosong, banyak yang batuk khronis. Waktu bersamaan setelah saya berkunjung ke desa Hu-u, seorang wartawan Kompas dari Mataram berkunjung ke kantor saya. Rupanya wartawan pun sudah mengendus kondisi desa Hu-u. Ia akan menulis di Kompas, saya bilang jangan dibesar-besarkan, saya periksa lab dulu, lapor dulu ke Mataram. Beberapa hari kemudian muncul di Kompas, dengan judul "90% penduduk desa Hu-u terserangan TBC". Begitu Kadinkes Mataram dan P3M membaca judul itu di Kompas, saya lansung ditel…jangan cepat-cepat beri info ke masmedia, periksa dulu, apa betul TBC. Saya tidak katakan TBC, tapi suspek TBC dan angka "90%" itu dibuat wartawan sendiri. Petugas P3M Mataram segera turun, bersama dengan saya kami periksa pasien…periksa lab, memang positif TB...