Ke India

Negara yang paling sering saya kunjungi adalah India.
Pertama kali saya ke India mengikuti "A six weeks leprosy course for Medical Officers", SLRT Karigiri India (1980), seterusnya bekunjung lagi:  Inter-country workshops ’Implementation and evaluation MDT’, Madras India (1989), A WHO Fellowship Leprosy Control for one month (1990)  , Management Course for Program Managers, New Delhi, Feb (1991), Inter-country Consultative Meeting for LCPM, New Delhi, (1993).

Management Course for Program Managers, New Delhi, Feb 1991

Baris depan, paling kiri, Dr. Yamin Hasibuan (penulis)
Inter-country Consultative Meeting for LCPM, New Delhi, 1993

Hal-hal yang berkesan:

1. Pertama kali ke India, turun di Bandara Madras, saya menyaksikan perbedaan yang menyolok dengan Bandara lain. Banyaknya manusia, dimana-mana bicara dengan mengoyangkan kepala. Petama saya sulit mengetahui goyang kepala mana yang untuk "Yes" dan mana yang "No".

Untuk selanjutnya pada kesempatan berikutnya saya tinggal agak lama di Chengalpattu Tamil Nadu, berkunjung ke desa-desa, saya tidak sadar saya sudah ketularan goyang kepalanya mereka. Saya ditertawain kawan-kawan di Indonesia manakala saya bicara dengan goyang kepala.

2. Waktu pelatihan di Karigiri.
Saya tidur sekamar dengan Dr. Kim dari Korea Selatan. Udara Karigiri sangat panas dan kering. Kalau kami di dalam kamar, air dari keran selalu kami birakan mengalir di lantai. Dr Kim sangat heran melihat saya sholat. Ia selalu memperhatikan saya sholat. Dan dia tanya, "kenapa harus bergerak seperti itu, dimulai mengangkat kedua tangan waktu berdiri". Kalau kami berdoa tidak bergerak-gerak cukup diam saja.
Saya jawab:
Saya: "Pernah lihat upacara bendera? Menghormat dengan 1 tangan?"
Dr Kim: "Pernah"
Saya: "Pernah lihat cara orang Jepang Menghomat sesama manusia?"
Dr. Kim: "Pernah, dengan membungkuk"
Saya: "Pernah lihat cara penghormatan menghadap Raja atau Ratu"
Dr. Kim: "Pernah"

Saya terangkan:
Menghormat bendera dg satu tangan, menghormat Allah di mulai berdiri dengan dua tangan.
Menghomat manusia dengan membungkuk, menghadap Raja atau Ratu ada yang unik: misalnya di Indonesia (keraton), ada yang jongkok ngesot, tidak boleh membelakangi raja dll"
Itu semua dilakukan dengan gerakan khusus. Maka mengahadap Allah itu juga dilakukan dengan gerakan khusus, dengan gerakan yang paling sempurna."

Dr Kim. tertawa dan manggut-manggut, dan saya pun ikut tertawa.

3. Keadaan desa yang miskin, Teletong Sapi untuk bahan bakar.
Sapi adalah hewan suci bagi umat Hindu India. Hewan dan apa saja yang keluar dari hewan adalah suci, termasuk teletong sapi. Saya perhatikan betapa mereka tidak merasa jijik mengumpulkan teletong sapi. Membuat adonan teletong sapi dengan tangan telanjang, membuat seperti martabak bundar-bundar kemudian ditempelkan kedinding rumah untuk pengeringan. Kalau sudah kering teletong ini bisa untuk bahan bakar.

Teletong sapi yang sudah dibentuk ditempelkan ke dinding rumah

Postingan populer dari blog ini

Ke Kebun Buah Sahabat Di Renmark

Ke Vietnam